Senin, 18 Juni 2012


tari kecak seni tari kecak 







Tari  Kecak
 

Pencipta Tari                                        : Belum di ketahui (perkiraan pendeta Hindu)
Diciptakan pada Tahun                      : 1930-an
Tahun perubahan & pengembangan : 1970-an
Pemain                                                   : 50-70 orang
Urutan Gerak tari :
1.Mengangkat tangan sambil menggerakkan tangan kedepan kebelakang dengan cepat
2.Berjalan cepat sampai mengelilingi penari yang ada di tengah
3.Penari duduk sambil mengangkat tangan sambil menggerakkan tangan kedepan dan      belakang
Properti :
Penari  Tengah : Pakaian adat Bali
Penari Lainnya : Putra memakai sarung berwarna catur hitam putih
Sinopsis :
Tak diketahui secara pasti darimana tari kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Gianyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tari Sanghyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudian pada awal tahun 1930an seniman dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

Kamis, 07 Juni 2012

Tercatat pula nama para pendiri pabrik rokok yang hingga kini pabriknya berkembang pesat, misalnya H.A. Ma'roef (Djamboe Bol), Kuo Djee Siong (Nojorono), Mc. Wartono (Sukun), dan Oei Wie Gwan (Djarum). Para juragan inilah yang -boleh dibilang- "membangkitkan" rokok menjadi industri massal. Namun, tak berarti daerah lain tak mengenal "puntung berasap" itu.
Kretek 2
Legenda rokok ini dirujukkan dengan kisah percintaan Roro Mendut dan Pranacitra, dengan setting Mataram di bawah Sultan Agung (1613-1645). Namun, jika dramasmara (drama asmara) Mendut-Pranacitra direntangkan dalam sejarah perokokan, terutama ketetapan waktunya, terlihatlah bahwa rokok sudah lama menjadi kebutuhan para bangsawan Jawa.
Kretek 3
Haji Djamari wafat pada 1890. Diperkirakan, kiprahnya memproduksi rokok kretek itu antara 1870 dan 1880. Sejak saat itulah, rokok kretek menjadi barang dagangan yang laris di Kudus, meski anak cucu Haji Djamari tak ada yang tumbuh sebagai industrialis rokok.
Kretek 4
Pak Niti", demikian sebutannya pada masa itu, sudah punya pabrik rokok di atas lahan enam hektare di Desa Jati Kudus, dengan sekitar 15.000 tenaga kerja. Tentang kekayaannya itu, sampai beredar cerita dari mulut ke mulut bahwa kamar tidurnya berlantaikan uang emas dinar yang ditata miring.
Masjid Al Aqsa
Al-Aqsha Kudus SEKITAR 30 kilometer dari Demak arah ke timur, terletaklah kota Kudus. "Inilah satu-satunya kota di tanah Jawa yang namanya berasal dari bahasa Arab," kata Prof. Dr. R.Ng. Poerbatjaraka (1884-1964), ahli bahasa dan kebudayaan Jawa. Kudus kontemporer mungkin lebih dikenal sebagai kota industri rokok kretek. Tetapi, pada awal perintisan Islam di Pulau Jawa, di sini bermukim Ja'far Shodiq, yang kelak lebih termasyhur sebagai Sunan Kudus, satu di antara Sunan nan Sembilan.
Sunan Kudus
SUNAN KUDUS Ja'far Sodiq, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, adalah putera dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan (ada yang mengatakan letaknya disebelah utara kota blora). Dalam hubungan ini di dalam sejarah, kita mengenal pula seorang wali yang tekenal di Iran, yang hidup dalam abad ke VIII, yang namanya juga Ja'far Sodiq seorang Imam Syi'ah yang keenam.
Sunan Muria
SUNAN MURIA Raden Umar Syaid, atau Raden Said yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Sunan Muria, adalah termasuk salah seorang dari kesembilan wali yang terkenal di Jawa. dalam riwayat dikatakan, bahwa beliau adalah putera dari Sunan Kalijaga, nama kecilnya ialah Raden Prawoto, dalam perkawinannya dengan Dewi Soejinah putri Sunan Ngudung. jadi kakak dari Sunan Kudus, Sunan Muria memperoleh seorang putera yang diberi nama pangeran santri, dan kemudian mendapat julukan dengan : Sunan Ngadilungu.
Jejak Sang Wali dan Haramnya Daging Sapi
Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, siapapun dengan mudah bisa menemukan jenang (makanan khas masyarakat setempat yang terbuat dari tepung beras ketan) dan pabrik rokok. Itulah mengapa kota ini populer dengan nama "Kota Jenang" dan "Kota Kretek". Berziarah ke Menara Kudus Namun, ada predikat lain yang membuat masyarakat Kudus bangga dengan kotanya, yakni "Kota Wali". Di kota inilah gerakan penyebaran Islam di Pulau Jawa oleh Wali Songo dimulai.

Kumpulan Cerita Humor

Siapa Nama Ibumu

Suatu hari ada siswa yang melanggar peraturan di sekolahnya, lalu ditanya oleh kepala sekolahnya.

Kepala Sekolah: "Mengapa kamu melakukan kesalahan di sekolah ini? Akan ku laporkan kepada orang tuamu. Siapa nama ibumu?"
Siswa: "Sory, Pak."
Kepala Sekolah: "Sory.. Sory... Saya tanya siapa nama ibumu?!!!"
Siswa: "Sory, Pak."
Kepala Sekolah: "Saya kan tadi bertanya siapa nama ibumu??!!" (sambil marah-marah)
Siswa: "Pak... Sudah saya katakan dari tadi kalau nama ibu saya Sory!"
Kepala Sekolah: "???!!!"
Dikirim oleh: Toni Tri Supriadi ~ Jun 7th, 2012

Hakim Dibikin Pusing

Hakim: "Anda kenal dengan tersangka?"

Saksi: "Tidak pak!"

Hakim (mengulang): "Anda tidak kenal dengan orang ini?"

Saksi: "Kalau dia kenal, namanya Kadir, bukan Tersangka."

Hakim (mulai jengkel): "Jadi anda kenal dengan saudara Kadir?"

Saksi: "Tidak Pak."

Hakim (geram): "Lhoo... Tadi katanya kenal?!"

Saksi: "Sama Kadir kenal, sama saudaranya tidak!"
Dikirim oleh: e-ketawa ~ Jun 6th, 2012

Cowok Idaman Cewek

Cewek : "Mas kerja di mana?"
Cowok : "Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali..."
Cewek : (WAW! Konglomerat pasti!) "Mas tinggal dimana?"
Cowok : "Pondok Indah Bukit Golf..."
Cewek : (WAW kereenn! Rumah Orang-orang "The Haves") "Pasti gede rumahnya yah?"
Cowok : "Nggak ah. Biasa aja kok, cuma 3000 m2."
Cewek : (Busett!) :Pasti mobilnya banyak yah?"
Cowok : "Sedikit kok, cuma ada Ferrari, Jaguar, Mercedes, BMW, Mazda..."
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) "Mas uda punya istri?"
Cowok : "Hmm, Sampai saat ini belum tuh... hehe..."
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya...) "Mas merokok??"
Cowok : "Tidak, rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh..."
Cewek : (Wah sehat nihh!) "Mas suka minum-minuman keras?"
Cowok : "Tidak donk..."
Cewek : (Gilee, cool abissss!!) "Mas suka maen judi??"
Cowok : "Nggak! Ngapain juga judi? Ngabisin duit aja!"
Cewek : (Ooohhhh... So sweett...) "Mas suka dugem gitu gak?"
Cowok : "Tidak tidak!"
Cewek : (Iihh, sholeh banget nih cowok!) "Mas udah naik haji?"
Cowok : "Yah, baru 3 kali dan umroh 6 kali..."
Cewek : (Subhanallah... calon surgawi...) "Hobinya apa sih mas?"
Cowok : "BOHONGIN orang..."
Dikirim oleh: Faras Zaidan Ramadhan ~ Jun 6th, 2012

Kisah Imin dari Kampung

Imin adalah seorang pemuda gunung yang lugu. Suatu ketika panen buahnya melimpah, dia pun ingin turun gunung dan jalan-jalan ke kota. Berbekal uang yang cukup, dia pun menumpang mobil yang membawa buahnya ke kota.

Setibanya di kota dia langsung menuju sebuah rumah makan dan dia tertarik untuk memesan SINGKONG SPESIAL, namun alangkah terkejutnya Imin ketika melihat pelayan membawakan pesanannya yang tak lain adalah UBI (makanan keseharian Imin). Imin pun mengumpat dalam hati: "Ubi-ubi... kemanapun aku sembunyi kau tetap saja mengikutiku."

Setelah kenyang dia pun berjalan menelusuri jalan yang sudah mulai gelap. Lagi asyik-asyiknya menikmati keindahan kota, dia pun terkejut melihat lampu pinggir jalan pada tiang-tiang listrik. Kemudian dia tempelkan telinganya pada tiang listrik tersebut seraya berpikir penuh keheranan, "Kira-kira berapa liter minyak dalam tangki ini?, kok terang sekali!"

Tibalah Imin di sebuah gedung bioskop, dia pun mencari tahu tentang apa sebenarnya bioskop dan bagaimana bisa masuk, kemudian Imin membeli sebuah tiket, namun ketika dia menunjukkan tiketnya kepada tukang jaga pintu, dia sangat kesal karna tiket yang dibelinya mahal-mahal hanya dirobek oleh tukang karcis, dia pun membeli tiket kembali 2 lembar lalu kembali memasuki gedung bioskop dan lagi-lagi tiketnya dirobek oleh tukang tiket dan setelah berlalu, dia nyengir mengejek si tukang karcis sambil menunjukkan tiket satunya dia berucap, "Ye... aku masih punya satu lagi!"

Akhirnya Imin pun ingin pulang mencari tahu caranya pulang ke kampung halamannya. Setelah naik bus malam, dia pun tertidur hingga tiba di terminal tujuannya. Dari terminal dia tak ada lagi angkutan, dia pun bertanya ke orang duduk di sekitar terminal yang kebetulan tukang ojek. Sesuai saran orang itu, Imin pun pulang naik ojek hingga sebelum memasuki kampungnya, dia minta turun dan memilih berjalan kaki.

Si tukang ojek pun heran lalu bertanya, "Bukankah kampung kamu masih di depan sana? kok turun disini?"

Imin menjawab, "Ah, naik ojek nggak enak"

Setelah membayar ongkos ojek, Imin nampak berjalan pincang menahan sakit akibat kaki kanannya melepuh karena tadi diletakkan diatas knalpot.
Dikirim oleh: Rahmadi Umar ~ Jun 5th, 2012

Tidak Bisa Membedakan Siang dan Malam

Ada 3 orang remaja bernama Nanang, Udin dan Anto sedang melewati malam tahun baru dengan mengadakan pesta miras dalam sebuah kamar kos-kosan hingga pagi hari.

Saking banyaknya minuman yang mereka tenggak, sehingga mereka sampai lupa bahwa matahari sudah sangat nampak di atas kepala. Dengan berjalan gontai mereka bertiga keluar kamar. Sampai di depan jalan umum mereka terjatuh karena tidak sanggup berjalan akibat mabuk berat sekali.

Lalu si Udin bertanya kepada Nanang:

Udin: "Nang..! apakah ini sudah siang?"
Nanang: "Nggak! Ini masih malam..."
Udin: "Salah kamu, Nang! Ini terasa panas... berarti siang."
Nanang: "Kamu yang salah! Kamu dekat dengan lampu jadi terasa panas..."

Udin kemudian berjalan sambil mendekati Anto karena masih penasaran.
Udin: "Anto..!! benarkah ini masih malam.?"
Anto: "Benar, masih malam.. kanini masih gelap" (Anto masih mabuk berat dengan mata tertutup jaket)

Karena masih penasaran, Udin terus berjalan hingga tanpa menyadari dia menemui orang gila kemudian bertanya:
Udin: "Maaf, Mas ..!! Ini sudah siang atau masih malam?!!"

Orang Gila: "Maaf... Mas!! Saya tidak tahu, karena saya orang baru di sini.."
Dikirim oleh: Achmad Djunaidi ~ Jun 4th, 2012